Memandang Masalah Dengan Kaca Mata Iman.
Sumber: gbika

Kata Alkitab / 15 August 2017

Kalangan Sendiri

Memandang Masalah Dengan Kaca Mata Iman.

Naomii Simbolon Official Writer
9430

Bicara mengenai proses dan masalah, tentu tidak seorangpun menghendaki hal ini. Maunya sih, hidup lurus saja tanpa ada problem. Tetapi kenyataannya kita harus melalui proses selama hidup di bumi ini, itu sudah ketentuan yang harus di jalani.

Nah menjalani proses tersebut, kita dituntut untuk memberi sebuah respon. Respon baik atau nggak, keputusan selalu ada di tangan kita.

Suatu ketika dalam perjalanan hidup, aku pernah mengalami proses yang sangat berat sekali.

Semenjak aku lahir baru, aku memutuskan hidup dan melakukan kehendak Tuhan, aku aktif di komunitas gereja bahkan banyak jiwa-jiwa yang sudah dimenangkan lewat penginjilanku. Aku berjuang melalui hidup kudus dan melawan kedagingan demi sebuah tujuan supaya Allah selalu dipermuliakan lewat aku dan banyak jiwa semakin terinspirasi. Tetapi dalam perjalanan itu, Tuhan mengizinkan masalah menerpa keluargaku.

Adikku yang paling manis dan disayang seluruh anggota keluarga harus hamil di luar nikah.

Wow! Berita itu sontak membuatku kaget dan aku menangis. Hal ini benar-benar membuatku terpuruk. “Sebagai seorang Kristen yang takut Tuhan, mengapa harus diberi masalah begini? Apa nggak ada masalah lain? Aku mengijili para pelacur, aku memenangkan para wanita yang gonta-ganti pasangan, aku memenangkan jiwa-jiwa yang terpuruk karena pasangan,pernikahan,dan banyak hal, tetapi kenapa Tuhan mengambil adik yang selama ini menjadi sahabat dan bahkan melihat perubahan hidupku di dalam Tuhan? Mengapa harus kasus begini?”

Pertanyaan itu benar-benar membuatku hancur dan merasa tak sanggup hadapi kenyataan. Di usianya yang 20 tahun, adikku harus hamil dan harus menikah. Lebih parahnya lagi, dia akan menikah dengan suami Kedar dengan usia yang sangat-sangat muda. Seluruh keluarga sangat kecewa kepadanya. Bahkan saat adik memutuskan kabur dari rumah dan meninggalkan sepucuk surat, nggak satu pun yang gubris hal ini, seisi rumah dan keluarga lain berdiam dan memusuhi dia karena rasa kecewa tersebut. Mama menangis dan berkata “Naomi, mama nggak kuat. Biarlah dia lalui hidupnya, bahkan pria yang jadi suaminya pun sangat berbeda. Beda agama juga beda suku. Mama menyerah sama hal ini.”

Aku tertegun dan merenungi kejadian ini, 3 hari lamanya aku berdoa dan berpuasa. Aku tidak tahu harus merespon apa di tengah kekagetan yang menerpa,  at least  aku mutusin tanya Tuhan, “mau-Nya apa?”

Dalam hal ini akhirnya Tuhan memberi satu pengertian,  ? ?AKU akan menyelesaikannya bagimu. Responi dengan benar dan pandang dengan iman” (Mazmur 138:8).

Ini tidak gampang, aku berusaha menaati dan melihat kejadian ini dengan cara pandang Allah. Aku diajar untuk tidak sama dengan keluargaku, aku diajar mengasihi adikku ditengah kesalahannya. Iblis memperdayanya sama seperti Hawa ketika di taman Eden.  Aku berada di tengah untuk mendamaikan keluargaku dengan adikku. Hingga akhirnya kejadian ini berakhir dengan baik sampai pada pernikahan. Kini si adik sudah melahirkan dan mereka rukun dengan keluargaku. Bahkan nama Yesus kini menjadi nama yang menjadi berkat bagi keluarga adik, mereka berdoa kepada Yesus sekalipun KTP mereka masih Muslim.

Hal ini membuatku terkagum dengan kebaikan Tuhan.

Sering sekali saat kita diterpa masalah yang berat, kita seenaknya menyalahkan Tuhan dan membuat respon yang salah. Kita mengikuti amarah yang membuat masalah menjadi besar bahkan nggak ada akhirnya.

Ibrani 12: 11-13,  "Memang tiap- tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan  sukacita tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran  yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab itu  kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan  bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh ”

Jika hari ini kamu sedang mengalami hal yang sama, pergilah ke hadiratNya sebab Dia akan mengajarmu untuk merespon dengan benar.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami